Judul berita itu menghiasi banyak koran-koran di Inggris September lalu.
Selama berminggu-minggu saya menghindar untuk membaca berita itu.
Ngeri dan tidak terbayang rasanya membayangkan penderitaan anak balita, yang harus kelaparan sampai meninggal.
Berita ini baru mulai saya baca, saat ibu anak laki itu, Amanda Hutton, dinyatakan bersalah oleh pengadilan awal Oktober lalu dengan dakwaan pembunuhan dengan menelantarkan anak.
Tubuh mungil Hamzah Khan ditemukan sudah berbentuk seperti mumi karena ditemukan dua tahun setelah meninggal.
Amanda Hutton menyembunyikan kematian anaknya sendiri dari keluarga, teman dan pihak berwenang.
Anak berusia empat tahun yang digambarkan para tetangga sebagai anak "yang pucat dan lemah" mengenakan baju bayi saat kematiannya. Ia mengalami osteoporosis karena kekurangan gizi parah.
Dalam bentuk mumi
Tubuh dalam bentuk mumi ditemukan tengah memegang mainan kesenangannya.
Lalu mengapa sampai tidak ada yang mendengar tangisannya? Berapa lama anak ini menderita selama hidup yang hanya empat tahun itu?
Beberapa tetangga Amanda Hutton sempat mengontak dinas sosial dan polisi untuk memberi tahu pernah mendengar suara marah si ibu dan tangisan anaknya.
Kepolisian Bradford, daerah tempat keluarga ini tinggal, mengatakan sempat melakukan penyelidikan terkait kesejahteraan anak-anak keluarga ini termasuk Hamzah. Dan terakhir kali mereka berkunjung bulan April 2009, delapan bulan sebelum kematian Hamzah.
Semua anak ada saat polisi datang dan tampaknya sehat, kata polisi Lisa Griffin yang menyelidiki kematian Hamzah.
Namun ia mengatakan polisi bukan pejabat medis yang bisa memeriksa kesehatan seorang anak.
Sementara dinas sosial di daerah Bradford menolak berkomentar tentang keterlibatan mereka.
Selain dakwaan pembunuhan, Amanda Hutton -ibu yang kecanduan minuman alkohol ini- juga mengakui berupaya untuk tidak menguburkan jenazah anaknya serta menelantarkan lima anaknya yang lain.
Cerita tragis bayi Peter
Anak-anaknya yang lain juga dilarangnya memberitahu ke siapapun tentang kematian Hamzah.
Dakwaan terhadap Amanda Hutton muncul di tengah berita rencana akan dibebaskannya ibu bayi Peter, Tracey Connelly.
Cerita bayi Peter yang ditulis di media Inggris sebagai Baby P merupakan cerita tragis lain terkait kekejaman terhadap anak.
Bayi Peter meninggal 3 Agustus 2007 lalu di rumahnya, Haringey, London utara karena lebih dari 50 luka-luka akibat dipukul ibu dan pacar ibunya.
Salah satu foto bayi Peter yang diterbitkan saat itu termasuk dengan bibir dan pipi berlepotan coklat.
Ternyata ibu dan pacarnya sengaja melumuri pipi dan bibir Peter dengan coklat untuk menutupi lebam dan luka di wajahnya.
Menyusul kematiannya, dibentuk penyelidikan melibatkan berbagai instasi, mulai dari dinas sosial, council atau kecamatan tempat dia tinggal, polisi sampai dokter.
Dokter keluarga yang pernah menjadi tempat berobat bayi P dinonaktifkan, sementara ketua council dipecat.
Kesimpulan dari penyelidikan adalah para pejabat di instansi terkait tidak saling berkomunikasi, serta teledor sehingga sampai bayi Peter meninggal. Padahal bayi Peter sudah termasuk dalam daftar anak yang menghadapi risiko sehingga harus diperhatikan.
Kemungkinan akan ada penyelidikan juga terkait kematian Hamzah Khan ini.
Namun semoga kejadian tragis dua anak ini bisa menjadi pengingat bagi masyarakat untuk lebih memperhatikan apa yang terjadi di sekeliling, terutama yang menyangkut kekejaman terhadap anak, sehingga cerita menyedihkan seperti ini tidak terjadi lagi. (http://www.bbc.co.uk)
Oleh: Endang Nurdin (Wartawan BBC Indonesia)