Psikolog Melly Puspita Sari mengatakan pelukan memberikan energi positif baik. "Pelukan juga akan memengaruhi munculnya perasaan penuh kasih sayang, dari yang memeluk atau yang dipeluk," ujar Melly.
Sentuhan fisik sejatinya merupakan bagian dari kebutuhan emosional yang dibutuhkan setiap manusia. Sentuhan fisik, seperti pelukan, merupakan bahasa cinta yang paling kuat, bahkan lebih efektif dari kata-kata pujian.
"Pelukan juga akan memberikan kedekatan dan kekuatan getaran batin antara orangtua dan anak," ujar Melly seraya menambahkan manfaat pelukan bahkan tidak mengenal usia. Kehangatan pelukan ini bisa dirasakan sejak bayi hingga dewasa.
Namun, budaya Timur, termasuk Indonesia, umumnya kurang mengenal pelukan, apalagi pada seseorang yang baru dikenal. Ada yang beranggapan pelukan tabu dilakukan. Tak mengherankan masih banyak orang yang tidak merasa nyaman dipeluk.
"Biasanya mereka tak biasa mendapat pelukan sejak kecil. Kebiasaan ini bisa menular saat ia menjadi orangtua, kemungkinan akan jarang memeluk anaknya," papar Melly.
Psikolog yang juga menulis buku tentang manfaat pelukan itu menyarankan para orangtua untuk membiasakan memeluk anak-anaknya setiap hari. Tak hanya ibu, tapi ayah juga melakukannya. Awalnya mungkin kikuk karena belum terbiasa. Namun bila sering dilatih, maka ketulusan akan menemukan titik nyaman.
Penelitian yang dilakukan peneliti University of Bologna di Italia pada 2010 menyarankan untuk memberikan pelukan pada anak yang sedang mengalami masalah dan depresi. Berdasarkan penelitian yang mereka lakukan selama satu tahun, pelukan lebih efektif ketimbang obat-obat antidepresi. Ini terlihat pada anak-anak yang mengalami depresi dan diberikan obat antidepresan, ternyata mereka memiliki kecenderungan untuk kembali depresi.
Hal berbeda terjadi pada anak yang didampingi orangtuanya untuk melalui periode depresi. Bahkan hanya dengan pelukan hangat dari kedua orangtuanya, anak yang mengalami depresi bisa lebih percaya diri untuk menyelesaikan masalah.
Soal manfaat pelukan juga dirasakan oleh aktivis sosial bidang perlindungan anak Roostien Ilyas. Pelukan, kata Roostien, akan menenangkan kondisi anak-anak di daerah bencana.
"Pelukan merupakan cara ampuh mencairkan kebekuan saat kami datang ke lokasi pengungsian. Mereka yang semula takut dan curiga menjadi lebih ceria dan terbuka setelah melihat kami memeluk dengan tulus," ujarnya.(Go4)