Perubahan jadwal memulai bulan puasa ini menyebabkan kebingungan di antara lima juta Muslim Prancis. "Ini adalah sesuatu yang sangat penting, itu (puasa) salah satu pilar Islam dan dilarang untuk main-main dengan itu," sanggah salah satu warga Prancis, Oualid Beliouze, di Masjid Agung Paris. Ia mengkritik keputusan perubahan jadwal awal Ramadan kepada ulama di sana setelah mendengar tentang kebingungan di radio.
Senin lalu, kelompok-kelompok Muslim di utara pinggiran kota Paris dan kota Lyon mengatakan, akan memulai puasa pada Rabu setelah mereka gagal melihat hilal. Mereka memutuskan menggunakan metode rukyatul hilal untuk menentukan kapan bulan baru muncul.
Minoritas Muslim di Eropa --sebagian besar pendatang-- biasa memulai Ramadan menurut penanggalan di negara-negara asal mereka atau mengacu Arab Saudi. Hal ini menyebabkan banyaknya perbedaan memulai awal Ramadan di antara kelompok-kelompok etnis Muslim, meskipun di negara yang sama.
(http://www.metrotvnews.com/metronews/read/2013/07/10/3/167009/Perubahan-Awal-Ramadan-di-Prancis-Bingungkan-Warga)