Schizophrenia Merusak Otak hingga Picu Bunuh Diri

Bicara mengenai penyakit kejiwaan kronis, pikiran kita akan tertuju pada bipolar disorder. Namun, penyakit kejiwaan tak hanya sebatas itu.

Selain bipolar disorder, ada satu penyakit jiwa yang tak kalah serius, yang jika tak mendapat penanganan serius, efeknya bisa sama seperti bipolar. Yaitu penurunan kualitas hidup, menarik diri dari kehidupan sosial, hingga bunuh diri. Penyakit tersebut bernama Schizophrenia.

Schizophrenia merupakan penyakit kejiwaan. Penderitanya akan mengalami kesulitan memproses pikirannya sendiri. Akibatnya, timbul gejala psikotik seperti halusinasi, delusi, pikiran yang tidak jelas, dan tingkah laku atau bicara yang tidak wajar.

"Itulah yang menyebabkan seorang schizophrenia pada akhirnya menarik diri dari aktivitasnya sehari-hari dan dunia luar," ujar Dr.A.A. Ayu Agung Kusumawardhani, SpKJ(K) dalam seminar kesehatan menyambut Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2014 yang bertajuk "Living With Schizophrenia" di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Selasa (9/9/2014).

Gejala schizophrenia mencakup empat tahap:

Gejala positif
Disebut juga gejala awal atau gejala psikotik. Ciri-cirinya, ditandai dengan halusinasi (mendengar, melihat, merasakan hal-hal yang tidak bisa didengar, dilihat, dan dirasakan orang sehat), delusi (memiliki keyakinan kuat akan sesuatu yang tidak nyata, seringkali akibat ketidakmampuan memisahkan realitas dan khayalan), dan pikiran yang tak terorganisir.

Gejala negatif
Ini merupakan kelanjutan dari gejala positif, yang ditandai dengan hilangnya semangat dan motivasi, keinginan menarik diri dari orang lain, timbul perasaan apatis, dan hilangnya respons emosi sehingga menjadi sangat datar.

Gejala afektif dan kognitif
Dari segi kognitif, seorang schizophrenia akan mengalami kesulitan konsentrasi dan daya ingat. Misalnya hilangnya fokus perhatian, lamban dalam berpikir, lamban memahami. Sementara dari segi afektif, seseorang bisa berlanjut menjadi depresi, merasa sepi, cemas, bahkan timbul keinginan bunuh diri.

Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti penyebab utama timbulnya penyakit ini. Dipaparkan Dr Ayu, ada beberapa faktor pencetus timbulnya schizoprenia, di antaranya, faktor genetis, kondisi pra-kelahiran, cedera otak, trauma, tekanan sosial, dan stres. Pemakaian narkotika dan obat-obatan psikotropika juga diyakini sebagai faktor pemicu schizophrenia.

Seiring berjalannya waktu, gejala shcizophrenia bisa bertambah buruk dan terjadi secara berulang-ulang. Hal ini yang disebut dengan istilah kambuh atau relapse. Selama masa kekambuhan ini, penderita schizophrenia berisiko dirawat di rumah sakit.

Untuk menanganinya, penderita schizophrenia harus diterapi sedini mungkin begitu muncul gejala awal. Dalam hal ini, pasien akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk pulih seperti sedia kala apabila pengobatan dilakukan sejak dini.

"Apabila schizophrenia tidak diterapi dengan baik, kekambuhan yang terjadi akan semakin sering. Hal tersebut, bisa memperbesar risiko kerusakan otak secara permanen," kata Dr Ayu.

Perempuan Lebih Beruntung Ketimbang Laki-Laki

Jika telat ditangani, Schizophrenia bisa menjadi penyakit seumur hidup bagi penderitanya. Jika telah masuk gejala negatif, penyakit ini bisa merusak mental penderita, yang ditandai dengan hilangnya semangat dan motivasi, menarik diri dari kehidupan sosial, apatis, hingga memicu bunuh diri.

Menurut riset, banyak penderita yang berhenti sekolah atau bekerja akibat menderita penyakit ini. Dalam konteks ini, perempuan sebetulnya lebih beruntung ketimbang pria. Pasalnya, gejala schizophrenia pada pria cenderung muncul di usia lebih muda, yakni usia 16-17 tahun. Sementara perempuan, gejalanya muncul pada usia 20 tahun.

"Perempuan sebetulnya lebih beruntung, karena jika memang terkena schizoprenia, setidaknya dia sudah menyelesaikan pendidikannya, sehingga risiko putus sekolah semakin kecil," jelas Dr Ayu.

Gejala schizophrenia pada perempuan lebih lambat daripada laki-laki karena perempuan memiliki hormon estrogen.

"Estrogen bisa menghambat sementara faktor pencetus schizoprenia pada perempuan," pungkasnya.

(http://showbiz.metrotvnews.com/)
 
Sikasik News © . All Rights Reserved.